Polemik 7 Profesor Mundur dari Program S3 Manajemen Buat Rektor Unhas Kelabakan
Merdeka.com - Polemik pengunduran diri tujuh profesor mengajar program doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) membuat Rektorat Universitas Hasanuddin kelabakan. Bahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Perguruan Tinggi, Nadiem Makarim mempertanyakan pemberitaan pengunduran diri tujuh profesor dari program S3 Manajemen tersebut.
Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa (Prof JJ) mengatakan pasca pemberitaan pengunduran diri tujuh profesor dari program doktoral FEB, membuat Direktur Jenderal Perguruan dan Mendikbud menghubungi dirinya.
"Masalah ini membuat kami juga kelabakan. Bahkan, Pak menteri dan dirjen katanya resah mempertanyakan kenapa di Unhas ada tujuh Profesor mengundurkan diri," ujarnya kepada wartawan.
-
Apa yang Rektor Unika tolak? Namun permintaan itu ditolak. Rektor Unika menegaskan bahwa kampus harus menyuarakan kebenaran dan harus bersikap netral dalam politik.
-
Kenapa Ganjar tidak terima Rektor Unika diintimidasi? 'Mari kita jaga Bhayangkara kita. Jangan sampai dirusak dan dicemari oleh tindakan oknum tertentu. Siapapun yang diperintah untuk mengintimidasi Rektor Unika Soegijapranata itu, anda akan menghancurkan institusi ini. Sebagai anak polisi, saya tidak terima soal ini,' kata Ganjar Pranowo.
-
Bagaimana Rektor UMJ usulkan putusan MK diterapkan di 2024? Untuk melaksanakan aturan tersebut, dia menambahkan, Presiden Joko Widodo dapat mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) agar putusan MK bisa segera dijalankan.
-
Siapa yang mengintimidasi Rektor Unika? Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto mengaku diminta oknum kepolisian membuat video testimoni tentang pemilu damai dan menyampaikan keberhasilan kinerja presiden Joko Widodo selama 9 tahun memerintah.
-
Bagaimana sikap Ganjar terhadap Rektor Unika? Dia justru mengapresiasi sikap Rektor Unika yang dengan tegas melawan intimidasi itu. Bahkan mereka tidak bisa diintimidasi dan tetap menyuarakan kebenaran.
-
Siapa yang memecat Dekan FK Unair? Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih tengah menjadi sorotan banyak pihak usai memecat sepihak Dekan Fakultas Kedokteran, Budi Santoso atau Prof Bus.
Tak hanya mengaku kelabakan, Prof JJ mengatakan Unhas babak belur karena polemik di FEB. Bahkan, ia memohon agar polemik ini tidak terus diblow-up.
"Isu atau masalah kami memohon sekali, sebelum menjadi fakta tolonglah jangan di-blow up dulu. Sudah babak belur ini Unhas dengan berita yang buruk-buruk itu. Kemarin kita juara empat nasional tidak ada yang muat," keluhnya.
Sebelumnya diberitakan, Prof JJ mengakui adanya konflik di FEB. Ia mengaku terus berusaha mencari solusi internal termasuk menggelar pertemuan dengan Dekan dan guru besar tersebut.
"Bahwa ada konflik di (Fakultas) ekonomi kami akui bahwa itu terjadi. Kami terus berusaha mencari solusi internal dan sudah ada proses pertemuan antara dosen dengan guru besar pada hari itu juga ada titik terang," tuturnya.
Sementara terkait masa kerja Tim Verifikasi (ralat sebelumnya Investigasi), Prof JJ tidak memberikan tenggat waktu. Hanya saja, ia berharap sembilan orang dalam Tim Verifikasi tersebut bisa rampung bulan ini.
"Kami harus memastikan bahwa proses untuk menangani ini harus kami lakukan, harus ada fakta, verifikator, sebelum rektor memutuskan ada solusinya," ucapnya.
Prof Jamaluddin Jompa enggan mengungkapkan sosok mahasiswa yang menjadi pemicu tujuh profesor mundur mengajar program doktoral Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Ia meminta agar masyarakat tidak lagi menyinggung terkait sosok mahasiswa S3 tersebut.
Prof JJ sapaan akrabnya mengaku sebenarnya tidak mau tahu sosok mahasiswa S3 tersebut. Bagi Prof JJ, sosok mahasiswa S3 tersebut tidak lebih penting karena masih banyak mahasiswa lain yang perlu diproteksi.
"Tidak penting, terlalu banyak mahasiswa kami dan hampir seluruhnya kita proteksi. Sekali anda menjadi mahasiswa Unhas, rektor akan mengawal agar terproteksi," ujarnya.
Ia berharap polemik sosok mahasiswa S3 tersebut dihentikan dan tidak perlu lagi dibesar-besarkan. Apalagi, mahasiswa tersebut juga sudah dinyatakan tidak lulus, meski satu dari tiga dosennya memberikan nilai 92.
"Itu menjadi masalah, kami sudah panggil dosennya juga. Bahwa itu terjadi, tapi toh mahasiswa itu sampai selesai rapat verifikasi oleh dekan, siapapun itu mau kerabat dekat dekan, kan toh dia tidak lulus. Apalagi masalahnya, toh dia sudah tidak lulus dan dia harus mundur jadi mahasiswa S3. Kan sudah terlalu berat menurut saya jangan ungkit-ungkit lagi siapa orangnya. Tolong jangan, kami harus memproteksi mahasiswa dan alumni Unhas siapapun itu," harapnya.
"Tolong kita jangan lagi mem-bully ini lagi, karena dia sudah mendapatkan hukuman dalam arti konsenkuensi bahwa dia dianggap tidak lulus. Walaupun harus diingat lho, dr tiga dosen satu orang memberikan nilai 92," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rektor memastikan kegaduhan pascapencopotan gelar guru besar 2 profesor tak menggangu proses belajar mengajar.
Baca SelengkapnyaProf Dr Jamal Wiwoho mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS).
Baca SelengkapnyaRektor UNS menegaskan untuk tetap tegak lurus mematuhi hukum yang berlaku.
Baca SelengkapnyaDua guru besar UNS Surakarta tak terima gelar profesor mereka dicopot Mendikbud Ristek Nadiem Makarim. Keduanya mengajukan keberatan dan gugatan ke PTUN.
Baca SelengkapnyaBeberapa bulan belakangan Universitas Sebelas Maret (UNS) diguncang isu dugaan korupsi Rp57 miliar. Tuduhan itu muncul usai gelar guru besar dua profesornya.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini diambil pada Rapat Koordinasi empat Organ UI, yang merupakan wujud tanggung jawab dan komitmen untuk terus meningkatkan tata kelola akademik.
Baca SelengkapnyaSelain kirim surat keberatan ke Mendikbud Ristek Nadiem Makariem, dua profesor ini melayangkan gugatan ke PTUN.
Baca SelengkapnyaIa dinilai memecat Dekan FK Unair Prof Bus secara sepihak
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih enggan berkomentar terkait pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Prof Budi Santoso.
Baca SelengkapnyaBahlil mengaku telah memperoleh informasi akan hal tersebut. Namun, dia membantah jika UI menangguhkan kelulusan Program Doktor S3-nya.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan BPKP untuk mengaudit, investigasi atau mengetahui berapa besar kerugian.
Baca SelengkapnyaGelar guru besar dua profesor di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dicabut Mendikbud, Nadiem Makarim. Keduanya yakni Hasan Fauzi dan Tri Atmojo Kusmayadi.
Baca Selengkapnya